Selasa, 06 Juni 2017

ETIKA BISNIS DALAM PEMASARAN PRODUK

MAKALAH
ETIKA BISNIS DALAM PEMASARAN PRODUK







Disusun oleh:
Mamik Andriyani
(14311005)


FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2014-2015


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti memiliki kebutuhan yang harus mereka penuhi. Mulai dari kebutuhan yang sifatnya dasar atau primer seperti sandang, pangan dan papan hingga kebutuhan yang sifatnya tersier atau barang mewah. Berbagai cara dapat ditempuh oleh manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menjalankan bisnis. Bisnis dapat diartikan sebagai organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba (keuntungan). Laba (keuntungan) yang didapatkan tersebut dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan memenuhi kebutuhan.Walaupun tujuan utama dari bisnis itu adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar -besarnya (maximum profit), bukan berarti organisasi yang menjalankan bisnis tersebut dapat menghalalkan segala cara yang mereka tempuh. Bisnis yang dijalankan harus menjunjung etika. Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ´kebaikan (rightness)´atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia.
Banyak orang percaya bahwa tujuan utama bisnis dapat ditemukan didalam fungsi pemasaran. Pemasaran (marketing) merupakan sebagai jantung dari kegiatan bisnis menurut berbagai ahli pemasaran. Konsep sebuah pertukaran antara seorang pembeli dan penjual sangatlah sentral terhadap “pasar” dan merupakan ide inti dibalik pemasaran. Pemasaran melibatkan semua aspek dari menghasilkan sebuah produk atau jasa dan membawanya ke pasar dimana pertukaran dilakukan. Dengan demikian etika pemasaran memeriksa tanggungjawab yang berkaitan dengan membawa sebuah produk ke pasar, mempromosikan produk kepada pembeli, dan mempertukarkannya dengan pembeli. Akan tetapi, model sederhana dari seorang penjual membawa produknya ke pasar, dan etika yang tersirat didalamnya, dengan segera menciptakan kerumitan yang cukup menyulitkan. Ketika produk siap dipasarkan, produsen harus memutuskan berapa harga yang bisa diterima baik oleh pembeli maupun produsen.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika Bisnis Dalam Pemasaran
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Dibutuhkan konsep pemasaran guna memasarkan produk tersebut sehingga laku terjual. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memasarkan produk  perusahaan.  Diantaranya melalui promosi di berbagai media baik cetak maupun  elektronik, membuat event atau acara tertentu, membuat jalur distribusi yang baik, dan lain-lain. Pemasaran produk yang dilakukan perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana caranya agar produk perusahaan dapat habis  terjual  namun  juga menciptakan, menumbuhkan, dan menjaga pelanggan/konsumen. Oleh karena itu, dibutuhkan etika bisnis dalammemasarkan produk untuk mencegah praktik-praktik pemasaran yang tidak etis, yang ujungnya menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan mencelakakan konsumen. Meliputi etika pemasaran dalam konteks produk, etika pemasaran dalam konteks harga, etika pemasaran dalam konteks distribusi/penyaluran, etika pemasaran dalam konteks promosi, dan juga keetisan iklan.
Menurut Philip Kotler, Pemasaran adalah suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan Manajemen Pemasaran menurut Philip Kotler adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

2.2. Prinsip Ekonomi Bisnis
Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, dan prinsip-prinsip ini sangat terkait erat dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Sonny Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip ekonomi bisnis sebagai berikut;
1. Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak  berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip Keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuanyang sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
3. Prinsip tidak berniat jahat (saling menguntungkan), agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
4. Prinsip Integritas Moral (hormat pada diri sendiri), prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik  perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik
5. Prinsip Kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis.
a. Dalam hal perjanjian kontrak kerja.
b. Penawaran dengan kualitas dan fakta riil.
c. Hubungan perusahaan dengan tenaga kerja.
d. Hubungan kerja dengan perusahaan lain.

2.3. Norma dan Etika Pemasaran
1. orientasi dan konsep pemasaran.
2. Etika bersaing di lingkungan pasar industri.
3. Kepuasan pelanggan /masyarakat saling menguntungkan.
4. a. Product (produk) Meliputi keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merk, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan.
b. Price (Harga)Meliputi daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus, periode pembayaran,syarat kredit.
c. Place (tempat)Meliputi hal-hal seperti salurang pemasaran, cakupan pasar, lokasi,transportasi.
Promotion (promosi)Meliputi beberapa hal seperti promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan,public relation, direct marketing.
5. Mutu produk, efisien perusahaan, dan servis terbaik.

2.4. Konsep Ekonomi Dalam Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut McCarthy, bauran pemasaran (marketing mix) merupakan perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.
- Etika pemasaran dalam konsep produk 
a. produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat.
b. Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit 
c. Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi
d. Produk yang dapat memuaskan masyarakat
- Etika pemasaran dalam konteks harga
a. Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat.
b. Perusahaan mencari margin laba yang layak.
c. beban cost produk wajar dan menarik bagi konsumen.
d. Sebagai alat kompetisi.
- Etika pemasaran dalam konteks tempat/distribusi
a. Barang dijamin keamanan dan keutuhannya.
b. Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat.
c. Kompetisi pelayanan baik pada masyarakat.
- Etika pemasaran dalam konteks promosi
a. sarana memperkenalkan barang.
b. Informasi kegunaan dan kualifikasi barang.
c. Informasi fakta yang jujur sehingga menarik bagi konsumen.

2.5. Iklan
Iklan ialah bentuk komunikasi tidak langsung yg didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk sehingga mengubah pikiran konsumen untuk melakukan pembelian. Fungsi dari iklan antara lain :

a. Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk yang ditawarkan di pasar.
b. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum tentang sebuah produk.
Sebenarnya dalam dunia periklan sudah ada peraturan yang mengatur tata cara dalam periklanan yang diantaranya tertuang dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia serta SK Menkes Nomor 38.

2.5. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia
a. Bab II A Ayat 1 yang berbunyi: “Iklan harus jujur, bertanggungjawab dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku”.
b. Bab II B No. 3 Ayat 3 A yang berbunyi: “Iklan tidak boleh menggunakan karakter, paling, nomor satu dan satu sejenisnya tanpa menjelaskan dalam hal apa keunggulannya itu dan harus dapat membuktikan sumber-sumber otentik pernyataan tersebut”.
c. Bab II B No. 1 Ayat A yang berbunyi: “Iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar, mengelabui dan memberikan janji yang berlebihan.
d. Bab II B No. 3 Ayat B yang berbunyi: “Iklan hari dijiwai oleh asas persaingan yang sehat. Perbandingan tidak langsung harus didasarkan pada kriteria yang tidak menyesatkan konsumen”.
e. Bab II C No. 3 Ayat C yang berbunyi: “Iklan tidak boleh secara langsung ataupun tidak langsung merendahkan produk-produk lain”.
f. Bab II C No.2 yang berbunyi: “Dokter, ahli farmasi, tenaga kerja medis dan paramedic lain atau atribut-atribut profesinya tidak boleh digunakan untuk mengiklankan produk obat-obatan, alat kesehatan maupun kosmetika.


2.6. Studi Kasus

Siapa yang tidak mengenal Aqua, merek minuman dalam kemasan ini menguasai pasar-pasar penjualan air mineral dalam kemasan di Indonesia. Dengan total asset mencapai sekian dan harga saham perlembarnya mencapai tentu saja menunjukkan perusahaan ini adalah perusahaan yang bonafide.
Aqua menjadi pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Berawal dari ide Tirto Utomo, pendiri perusahaan Aqua Golden Missisipi yang melihat adanya peluang pasar yang besar. Pada saat itu Indonesia kekurangan air bersih siap minum, karena yang tersedia hanya air leding atau air dari sumber lain yang dimasak sendiri untuk keperluan minum.
Untuk menjamin ketersediaan dan kualitas produk, perusahaan merasa perlu memiliki pabrik penjernihan air sendiri. Untuk itulah Aqua membangun pabrik penjernihan air pertama di Indonesia yang berasal dari Bekasi. Saat itu permintaan produk masih kecil sehingga pabrik hanya beroperasi tiap senin dan selasa. Saat itu pasar untuk industri minuman dalam kemasan masih sangat terbatas. Banyak yang menertawakan konsep bisnis Aqua, selain karena harganya yang sama dengan bensin ketika itu, banyak juga yang menganggap Indonesia tidak memerlukan produk minuman dalam kemasan.
Pada saat itu juga fokus Aqua hanya ada pasar orang asing yang menyantap makanan di berbagai restoran di Jakarta. Ketika itu penjualan mencapai 2,5 juta liter di tahun 1980, dengan kondisi belum memiliki distribusi di luar Jakarta. Perusahaan mengambil langkah antisipasi dengan menggunakan kemasan sekali pakai. Dengan penggunaan kemasan ini perusahaan mengalami peningkatan penjualan terutama untuk wilayah luar Jakarta.
Pada tahun 1985 Aqua memulai kompetisi dengan minuman ringan yang ditandai dengan mengeluarkan kemasan 220 ml yang mendongkrak penjualan dan dalam waktu setahun mencapai penjualan 42 juta liter dalam produk air kemasan.
Keberhasilan pemasaran Aqua dimulai saat penentuan nama merek. Tirto memberi nama Aqua yang diambil dari bahasa latin yang artinya “air”. Orang asing yang datang ke Indonesia pasti langsung mengerti maksud dari merek tersebut. Di lain pihak nama itu dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia karena dianggap netral dan tidak menyerupai salah satu bahasa daerah yang digunakan di Negara kita. Untuk membangun reputasi merek dengan baik, perusahaan berusaha mempertahankan kualitas produk dengan mengembangkan berbagai inovasi yang dapat menjamin kandungan dan tingkat keamanan konsumsi produk.
Citra disini memegang peranan penting karena Aqua menyediakan air minum tanpa rasa dan manfaat seperti pada minuman berenergi. Untuk membangun citra perusahaan menggunakan slogan “bersih, bening dan bebas bakteri” pada empat tahun pertama. Namun, slogan ini tidak membantu banyak. Pada tahun 1979, Aqua  mengganti slogan menjadi “air sehat setiap saat” yang akhirnya lebih efektif memberikan dampak signifikan bagi perusahaan. Kesempurnaan operasional dari hulu ke hilir  menjadikan Aqua pemimpin pasar di kategori air minum dalam kemasan sampai saat ini yang terlihat dari kinerja finansial serta non-finansialnya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Etika bisnis adalah standar-standar  nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Pemasaran (marketing) merupakan sebagai jantung dari kegiatan bisnis menurut berbagai ahli pemasaran. Selain itu, didalam pemasaran juga membutuhkan suatu periklanan. Di Indonesia terdapat tata karma dan tata cara dalam iklan yang sudah diatur dalam SK Menkes nomor 38.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/39578297/Etikas-Bisnis-Dalam-Pemasaran-PRO
http://www.perencanaanpemasaran.com/2013/04/contoh-kasus-pemasaran-aqua.html 

0 komentar:

Posting Komentar